Revitalisasi Kauman Disambut Antusias

KAUMAN (Joglosemar): Warga Kampung Batik Kauman memberikan sinyalemen positif terkait rencana revitalisasi Kampung Batik Kauman. Adanya revitalisasi Kampung Batik Kauman, diharapkan memacu pertumbuhan usaha kecil menengah (UKM) di kawasan itu menjadi empat kali lipat.
Ketua Paguyuban Kampung Batik Kauman Gunawan Setiawan memaparkan, saat ini terdapat 51 UKM yang berada di Kampung Batik Kauman Solo. Potensi-potensi itu muncul di rumah-rumah kuno yang masih ada di kawasan itu.
Karenanya, untuk mempertahankan bangunan-bangunan kuno yang masih ada saat ini, ia berharap bangunan yang ada itu dimanfaatkan selain untuk tempat tinggal, tetapi juga sebagai tempat workshop.

Apalagi, banyak pemilik rumah di Kampung Laweyan itu memilih hijrah ke Jakarta sehingga rumah dibiarkan tanpa perawatan. Padahal, perawatan untuk rumah kuno diperlukan biaya yang sangat besar. Untuk mempertahankan eksistensi bangunan-bangunan kuno di kawasan itu sekaligus membantu perawatan bangunan, maka digagas konsep rumah batik.
“Rumah itu bisa dimanfaatkan oleh anak cucu, juga investor dari luar selain sebagai tempat tinggal, tetapi di dalamnya ada usaha (workshop). Jadi, akan semakin banyak potensi yang terangkat di kawasan ini,” papar Gunawan, di Kauman, Jumat (10/4).
Ia berharap, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo untuk mempercepat program revitalisasi Kampung Batik Kauman itu. Hal ini untuk mengantisipasi semakin banyaknya bangunan-bangunan kuno yang hilang tergerus zaman, dan mempertahankan bangunan kuno yang masih ada.
Menurut Gunawan, ada kecenderungan pemilik rumah mengubah bangunan untuk menyesuaikan kondisi zaman. “Bangunan kuno tetap ada, tetapi fungsinya berubah. Tidak hanya sebatas tempat tinggal, tetapi menjadi tempat usaha. Angan kami, Kauman ini menjadi cluster nasional untuk kampung wisata,” tambahnya.
Konsep penataannya sendiri, lanjut Gunawan, perpaduan antara kampung santri dan kampung Batik Kauman. “Penataan untuk kampung santri dari sisi sosiologis, dan kampung batik untuk nilai jualnya. Kedua hal ini tidak bisa dipisahkan,” tegas Gunawan.
Warga pun menyambut positif rencana revitalisasi Kampung Batik Kauman. Siti Fadillah Yusuf (57), warga Kauman RT 1/RW 5 Kauman menyatakan, dengan adanya revitalisasi Kampung Batik Kauman diharapkan mampu mendongkrak perekonomian warga di kawasan itu.
“Semoga akan menarik wisatawan untuk datang ke sini sehingga perekonomian warga meningkat signifikan,” ujar Fadillah. (ena)
Selengkapnya...

Golput Menang 2009?

oleh Abd. Rahem

Peneliti Center for Pesantren and Democracy Studies (CePDesS), Jakarta

Baru dua hari pesta akbar digelar. Semuanya berdebar, terutama para calon yang sudah berusaha keras merebut hati rakyat. Demokrasi gamblang terlihat. Ada 43 partai politik (empat partai lokal dari Aceh) bertarung di dalam bilik suara, sekaligus menemukan jawaban apakah semua yang dilakukan partai politik selama ini, berupa kampanye, iklan politik di media massa, baliho di pinggir-pinggir jalan raya, money politics, mampu memberi daya tarik dalam waktu dua menit di dalam bilik itu. Jawabannya hanya bisa diketahui setelah penghitungan suara selesai.

Berkaca pada pemilu sebelumnya, pemilu kali ini tergolong rumit. Tidak lagi mencoblos. Mencontreng menjadi ciri-cirinya. Bahkan, bisa jadi, daya pikat yang telah dikemas sedemikian rupa oleh partai-partai dan calon legislatornya itu kalah oleh kebingungan pencontreng yang masih awam atau tidak paham terhadap trik dan tata caranya. Kalau itu terjadi, akan sia-sia pemilu, yang notabene menyita keuangan negara sangat besar. Hal semacam itu menjadi kekhawatiran semua pihak, KPU mati-matian mensosialisasi; menggelar forum di masyarakat, lewat televisi, pengiriman pesan pendek, bahkan partai-partai ikut membantu KPU agar pemilih mencontreng secara benar, di samping mempromosikan dirinya juga. Meskipun secara jelas-jelas partai politik itu meminta agar mencontreng partainya sendiri.


Apakah hanya gara-gara ketidakpahaman itu surat suara tidak sah akan menjadi pemenang? Jika demikian, golongan putih (golput) kembali tegak. Hanya, golput muncul lebih karena keruwetan dan ketidakpraktisan cara memilih. Bahkan juga karena tidak tercantumnya banyak orang dalam daftar pemilih tetap. Bahkan angka golput pemilu kali ini tergolong tertinggi. Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) Surabaya dalam hitung cepat mencantumkan angka 45 persen untuk golput Jawa Timur. Inilah angka tertinggi dibanding angka nasional, yang menurut Puskaptis mencapai 40 persen.

Tentu kita masih ingat pada pemilu tahun 1971, yang menyebabkan golput menjadi populer hingga saat ini. Ketika itu, ada 10 partai politik yang bertarung berebut kursi di DPR, DPRD, DPD, dan yang paling hoki adalah kursi presiden. Ke-10 partai tersebut, sebagaimana menurut Arief Budiman, merupakan partai yang "diperbolehkan hidup" oleh pemerintah Soeharto (setelah pemilu 1971, partai hanya tinggal tiga, yaitu Golkar, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Demokrasi Indonesia).

Dengan membatasi jumlah partai, pemerintah Soeharto telah melanggar asas demokrasi yang paling dasar, yaitu kemerdekaan berserikat dan berpolitik. Soeharto tidak hanya berhenti sampai di situ, partai-partai yang sudah ada itu masih juga diintervensi pemerintah. Calon pemimpin PNI misalnya. Partai itu diseleksi lebih dulu sebelum boleh memilih pemimpinnya. Hanya pemimpin yang "diizinkan" pemerintah yang boleh dipilih. Lebih parah lagi, para pemimpin Parmusi waktu itu praktis ditunjuk sendiri oleh Soeharto.

Karena itu, muncullah golput sebagai bentuk ketidaksetujuan atau penolakan terhadap cara pemerintah yang otoriter dan tidak demokratis terhadap pemilu. Waktu itu golput wajib hukumnya karena, kalau tidak, penjajahan yang dilakukan pemerintah terhadap rakyatnya sendiri akan semakin menjadi-jadi. Pantas golput menjadi keharusan, meskipun sebenarnya menyakitkan.

Menjelang reformasi 1998, demokrasi marak disuarakan oleh hampir semua orang yang tidak puas terhadap pemerintah Soeharto, yang semakin mencekal. Soeharto pun tumbang pada 21 Mei 1998, dan demokrasi dijunjung tinggi sebagai tulang rusuk negara dengan harapan dapat membentuk Indonesia sesungguhnya. Selanjutnya, pascareformasi, kita menikmati demokrasi secara utuh.

Presiden beserta parlemen-parlemennya adalah bukti demokrasi telah berdiri tegak dan menjadi ciri-ciri bahwa Indonesia "Negara Demokrasi". Meskipun dalam kurun lima tahun presiden berganti-ganti, yakni B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan Megawati Soekarnoputri. Namun, lagi-lagi, golput pada pemilu demokratis kedua (pemilu demokratis pertama pada 1999) menjadi memikat lagi.

Pasalnya, di tengah demokrasi yang tengah berkobar, dan orang bebas mendirikan partai sesuka hati, ternyata masyarakat dihadapkan pada calon legislator yang batas kemampuan maupun kesadaran sosialnya rendah. Dalam artian, para calon itu hanya memanfaatkan demokrasi sebagai ladang empuk mencari keuntungan pribadi, terutama untuk menambah tebal kantong. Secara tiba-tiba, orang yang dulu mendukung gerakan "Hartois" atau tangan-tangan Soeharto berubah drastis menjadi penganut demokrasi. Orang yang terlibat korupsi tiba-tiba meminta dengan rendah hati agar dipilih menjadi wakil rakyat. Apakah mereka tidak punya muka?

Walhasil, golput pun harus menjadi pilihan pahit yang menyesakkan dada. Memang, golput pada 2004 itu bukan lagi bentuk penolakan terhadap manipulasi pemilu sebagaimana pemilu pada 1971, tapi lebih kepada calon-calon yang relatif besar tidak memiliki kemampuan menjadi wakil rakyat. Calon-calon waktu itu bisanya hanya duduk di kursi, minta digaji, tanpa bisa berpikir lebih jauh atas tugas mereka. Kini pemilu demokratis kesekian kalinya telah sampai, rakyat berpesta. Kekhawatiran itu masih mendera, malah semakin membahana.
Selengkapnya...

Penerimaan Calon Siswa Baru

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SURAKARTA

Program Keagamaan ( Program Khusus )

Tahun Pelajaran 2009/2010

PROFIL

1. Desain Kurikulum

Program Khusus Keagamaan (PK) MAN 1 Surakarta merupakan salah satu program yang ada pada MAN I Surakarta (dulu bernama MAPK/MAKN) yang bertujuan untuk menyiapkan peserta didik yang berakhlaqul karimah dan memiliki keahlian di bidang Ilmu agama Islam dan mampu mengembangkan diri sebagai ulama dan intelektual muslim yang berwawasan global.

Untuk itu kurikulum PK didesain 70 % Ilmu-ilmu Agama dan 30 % Ilmu-ilmu umum. Setiap lulusan Program Khusus ini diharapkan memiliki kemampuan berbahasa Arab dan bahasa Inggris aktif dan kemampuan membaca kitab kuning dan buku-buku teks berbahasa Arab dan Inggris lainnya.

Untuk tujuan itu maka pembelajaran di Program Kusus Keagamaan MAN 1 Surakarta diselenggarakan dengan sistem asrama (boarding school) di bawah bimbingan para ustadz lulusan Timur Tengah.

2. Staf Pengajar

Staf Pengajar atau guru pada Program Khusus Keagamaan MAN 1 Surakrta terdiri dari 8 guru berpendidikan S2, 10 guru berpendidikan S1 Timur Tengah, dan 12 guru berpendidikan S1 dalam negeri.



3. Alumni

Lulusan Program Khusus Keagamaan MAN 1 Surakarta diharapkan dapat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi luar negeri terutama Timur Tengah, Perguruan Tinggi Islam dalam negeri (UIN, IAIN, STAIN, LIPIA) dan Perguruan Tinggi Umum (di bidang ilmu-ilmu sosial).

Hingga saat ini sudah lebih dari 100 alumni PK MAN 1 Surakarta yang melanjutkan studinya di luar negeri. 84 orang di Al Azhar Mesir, 4 orang di Arab Saudi, 1 orang di Syiria, 3 Orang di Pakistan, 2 di Kwait, 3 orang di Libia, 1 Orang di Yaman, dan 3 orang di India. Di samping itu beberapa alumni melanjutkan studi S2 dan S3 di Malaysia, Mesir, Belanda, Perancis, Inggris dan Australia.



PENDAFTARAN & SELEKSI SISWA BARU

Program Khusus MAN 1 Surakarta menerima peserta didik secara terbatas. Untuk itu setiap pendaftar akan diseleksi. Seleksi calon siswa baru ini melalui dua jalur



Berkas persyaratan dapat diserahkan langsung maupun via pos ke panitia PSB Program Khusus MAN 1 Surakarta mulai tanggal 27 April s.d 10 Juni 2009.

Hasil seleksi dapat dilihat di www.mansurakarta.com atau www.mapksolo.com mulai tanggal 15 Juni 2009 atau melalui hp 081329061068



LAIN-LAIN
Hal-hal lain dapat ditanyakan langsung di sekretariat Penerimaan Siswa Baru MAN1 Surakarta atau melalui kontak person nomor di bawah ini :
1. 081329149808 atas nama Sukemi S.Pd.I ( tidak melayani SMS)
2. 081329061068 atas nama Abdul Mutolib, M.Ag. ( tidak melayani SMS ).

Surakarta, Maret 2009



Drs. H Agus Hadi Susanto,M.S.I
NIP. 150227705
Selengkapnya...

Copyright © 2009 - gvt mtlzmn - is proudly powered by Blogger
Smashing Magazine - Design Disease - Blog and Web - Dilectio Blogger Template